Sabtu, 01 Desember 2012

Khotbah Menyesali Dosa 2 Samuel 12 : 1-13



Tema : Aku telah Berdosa !!!

Pembuka :
Syalom. Bapak, Ibu sidang Jemaat yang dikasihi Tuhan. Senang sekali saya melihat kita semua dalam kebersamaan pada hari ini. Baiklah Bapak/Ibu sidang jemaat Tuhan, nast yang menjadi dasar renungan kita pada hari ini diambil dari Alkitab Perjanjian Lama, yakni 2 Samuel 12 : 1-13. Sebenarnya perikop ini cukup panjang tapi saya batasi sampai ayat yang ke 13 saja.
Sidang jemaat yang dikasihi Tuhan, saya rasa diantara kita ditempat ini, sudah pasti pernah mendengar tentang siapa Daud, apa yang dilakukannya, kebesarannya, dan ketenarannya dalam memimpin sebagai raja Israel. Bahkan beberapa Raja-raja Yehuda setelah dia, keberhasilan mereka memimpin selalu distandarkan dengan kata “ia memimpin dan melakukan apa yang benar dimata Tuhan seprti Daud nenek moyangnya/leluhurnya” itulah gambaran apabila seorang raja yang memimpin di Yehuda berjalan dengan baik sesuai dengan kehendak Allah pasti mereka diukur dan disamakan dengan Daud. Tetapi Bapak, Ibu sekalian dalam nats yang baru saja kita baca, kita bisa dapati bahwa ternyata raja Daud sendiri tidak lolos dengan sempurna sebagai orang yang benar-benar taat  kepada Allah. Dia ternyata dalam suatu peristiwa perlu diperingati juga oleh Allah melalui nabi Nabi Natan.
Mengapa Daud diperingati saudara-saudara,?? kita bisa melihat sedikit kebelakang tentang apa yang dilakukan Daud terhadap Uria dan Betsyeba. Daud yang kaya-raya, seorang raja yang agung dan bijak ternyata telah melakukan dosa dengan  mengambil Betsyeba yang adalah isteri dari Uria. Dan sadisnya, jalan yang ia tempuh harus melalui cara mengorbankan di medan perang Uria demi menutupi aibnya sendiri.
Perbuatan Daud mengusik kekudusan Allah saudara-saudara. Oleh karena itu Nabi Natan, yang memberitahukan janji bahwa Kerajaan Daud akan kokoh selama-lamanya (2 Samuel 7:16), kini menyampaikan celaan Tuhan terhadap dia.
Hal itu Natan sampaikan dengan perumpamaan yang bisa kita lihat 2 Samuel 12 : 1-7: Perumpamaan itu menggambarkan dimana ada seorang miskin ( Uria ) yang memiliki hanya  seekor domba betina (Batsyeba) direbut oleh seorang kaya (Daud) ketika “tamunya” ( hawa nafsu ) datang kepada dia. Gambaran keakraban antara domba dan pemiliknya dalam kehidupan sehari-hari, mencerminkan kebahagiaan perkawinan yang dirusak oleh egoisme dan kekejaman Daud. Dan hal itulah yang saya katakana mengusik kekudusan Allah. “Tamu” yang dimaksud dalam ayat 4, maksudnya adalah hawa nafsu yang datang. Pada saat kedatangan “tamu” dan hendak meladeni/menjamu “tamunya” itu si Kaya tidak mengambil domba-dombanya sendiri melainkan merampas domba satu-satunya dari si Miskin itu. Meskipun dalam perumpamaan itu tidak dikatakan apa-apa tentang pembunuhan, Daud tiba-tiba menyela dan menyatakan bahwa orang kaya itu harus mati. Ia juga mengatakan bahwa domba itu harus diganti empat kali lipat.
Saudara-saudara, saya nggak tau nich ya, apakah itu secara tidak sengaja ternyata Daud meramalkan sendiri kematian anak-anaknya, yakni seperti yang kita ketahui adalah : anak pertamanya dengant Betsyeba, Amnon, Absalom dan kemudian Adonia. Mungkin itu hanya peristiwa kebetulan saja ya bapak/ibu.
Ketika menyampaikan Firman Tuhan, Natan menyebutkan semua kebaikan yang telah Tuhan berikan kepada Daud; Pemerintahan atas Yehuda-Israel, istri-istri Saul, kenyataan yang sebelumnya tidak pernah disinggung. Apakah semuanya itu belum cukup? Tuhan pasti akan menambahkan seandainya Daud memintanya (ayat 8 ). Sebenarnya Tuhan amat menyayangi Daud. Tetapi, Daud ibarat anak yang bandel ya Bapak, Ibu, yang tidak bisa dikendalikan. Ia telah mengkianati kemurahan Tuhan baginya, dengan mengambil hak orang lain dalam hal isteri Uria itu.

Kisah yang ditulis dalam pasal sebelumnya yakni 2 Samuel 11 & 12 mencatat kegagalan rohani yang serius dari Daud dan hukuman Allah atasnya untuk seumur hidupnya. Pengalaman hidup Daud tersebut bisa kita ambil sebagai suatu contoh. Kisah dosa-dosa dan aneka kejadian yang menyusul dalam kehidupan pribadi dan keluarga Daud menjadi suatu peringatan dan contoh yang serius untuk setiap orang percaya, bukan hanya untuk bangsa Israel. Pengalaman Daud menunjukkan bagaimana jauhnya seorang dapat jatuh apabila dia berbalik dari Allah dan pimpinan-Nya dan mulai mengandalkan diri sendiri dalam suatu tindakan. Ketika Allah mula-mula memanggilnya untuk menjadi raja, Daud menjadi orang yang berkenan di hati Allah; akan tetapi dengan membunuh Uria dan mengambil istrinya adalah penghinaan terhadap kekudusan Allah. Allah sudah memberikan segalanya bagi kita, dan itu mungkin saja tidak terlihat wow begitu seperti yang Daud miliki, tetapi karunia Allah ada pada setiap orang.


REFLEKSI:

Lalu apa pelajaran yang bisa kita ambil dari Kisah Daud yang diperingatkan oleh Natan diatas. Jika kita adalah seorang yang pernah melakukan tindakan yang mengusik kekudusan Allah, misalnya berzinah, mencuri, mengambil hak orang lain (korupsi, menipu dsb). Kita diingatkan Allah melalui nats ini. Bahwa siapapun kita, apakah kita adalah : seorang raja, presiden, gubernur, bupati, kepala desa, ataupun rakyat biasa, jika kita merasa pernah melakukan hal-hal yang  mengusik kekudusan Tuhan dengan tindakan dosa tersebut maka mari kita sadari dan melihat respon Allah terhadap dosa yang kita lakukan.
Allah membenci yang namnya dosa. Allah tidak akan membiarkan orang-orang pilihanNya hidup dalam dosa. itu sebabnya Allah mengutus nabi Natan kepada Daud. Allah memakai Natan untuk menegur dosa yang telah dilakukan Daud. Allah tidak pernah berkompromi dengan hamba-hambaNya yang telah melakukan dosa. Ia akan memberikan teguran agar mereka dapat bertobat dan kembali pada jalanNya. Sekalipun tidak ada yang tahu dosa apa yang telah kita lakukan, namun mata Tuhan tidak pernah lepas memandang kehidupan kita setiap detik dan waktu. Kita tahu handycome/kamera untuk merekam, kalau alat itu ada di sebuh ruangan, maka alat itu dapat merekam setiap gerak-gerik saudara tanpa sepengetahuan sudara. Jika sudah direkam maka tidak bisa diulang apa saja yang telah terjadi. Sadarlah apa yang kita lakukan akan disorot oleh kameranya Tuhan. Begitu cerdik, licik dan terencana dengan baik apa yang Daud lakukan ia tetap terdetekksi oleh Tuhan.
Lalu bagaimana sikap Daud menerima teguran yang cukup keras? Daud tidak mengelak, tidak berbantah, tidak membuat alasan tetapi Daud memberikan respon yang sangat baik. Ia menerima teguran dari Tuhan dan mengakui bahwa ia bersalah. Tidak mudah baginya mengakui bahwa dirinya berdosa dihadapan Tuhan maupun rakyat. Tetapi Daud sungguh pemimpin yang sejati dan berjiwa besar. Ia tidak takut kehilangan popularitasnya, pendukungnnya, atau jabatannya karena harus mengakui kesalahan yang diperbuatnya. Karena Daud tahu betul bahwa posisi dan jabatan, keberhasilan dan kesuksesan datangnya dari Tuhan. Daud pun menyadari bahwa yang membangun kerajaanya adalah Tuhan. Daud belajar untuk rendah hati dan tidak takut kehilangan segala sesuatu yang dia miliki.
Kita bisa respon Daud :
Lalu berkatalah Daud kepada Natan: "Aku sudah berdosa kepada Tuhan." Dan Natan berkata kepada Daud: "Tuhan telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati."
(ayat 13)

Dalam hal ini reaksi kita yang benar terhadap dosa ialah :
·         1. Bertobat dengan sungguh-sungguh. Jangan memberikan kesempatan kepada “tamu asing” yang merupakan hawa nafsu dunia mengusai diri kita kembali.
·        2.  menghampiri Allah dengan doa untuk menerima pengampunan, kasih karunia, dan kemurahan-Nya. Serta bersedia menerima hukuman Allah tanpa dendam atau pemberontakan.
·         3. Rendah hati dalam menerima teguran Allah yang mungkin saja disampaikan oleh rekan, sahabat, orang tua, isteri atau pacar maupun orang-orang disekitar kita.

Sebagaimana Raja Daud Bertobat dengan sungguh-sungguh dari dosanya. Marilah kita belajar seperti Daud yang memiliki kerendahaan hati untuk menerima teguran dan mau mengakui kesalahannya. Banyaknya orang yang akan mengikuti saudara sebagai pemimpin bukan karena keberhasilan yang saudara raih, tetapi karena berani menerima teguran dan mengakui kesalahan. Dalam hal ini peringatan Allah melalui Nabi Natan kepada Daud boleh menjadi sebuah pesan yang memberikan ruang kepada kita untuk SEGERA bereaksi dengan cepat berbalik kepada Allah dengan sungguh-sungguh dari dosa kita. Yang mau demikian katakana Amin untuk firman Tuhan.





















“Aku Telah Berdosa”

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Final Test
Mata Kuliah : Praktek Khotbah 1

Dosen Pengampu
Pdt. Tahan M. Cambah, M.Th


Logo STT-GKE.jpg

Oleh   :   Hendri
     NIM   :   10. 15. 52




Sekolah Tinggi Teologi
Gereja Kalimantan Evangelis Banjarmasin
November 2012


Minggu, 25 November 2012

Khotbah Penghiburan CR7


 Hendry Khotbah

Wahyu 14:13  Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: "Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini." "Sungguh," kata Roh, "supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka."
Saya mempunyai sebuah pengalaman dulu ketika saya mendengar kata mati atau meninggal terlintas dipikiran saya bahwa hal itu adalah hal yang mengerikan dan hal yang paling menakutkan. Saya merasa tidak akan ada lagi orang yang menemani saya dan saya akan sendiri. Saya akan diantar ke tempat yang saya takutkan yaitu kuburan, di sana saya akan bersama-sama dengan orang mati lainnya dan satu hal yang paling saya takutkan ialah saya tidak akan bertemu lagi dengan orang-orang yang saya kasihi. Hal ini terus-menerus menghantui pikiran saya. Jujur pada saat itu saya merasa sangat takut ketika diperhadapkan dengan kematian.
Dalam nast yang sudah kita baca berbicara mengenai penglihatan Yohanes tentang bagaimana orang yang meninggal di dalam Tuhan, dengan jelas dikatakan bahwa setiap orang yang meninggal di dalam Tuhan akan memperoleh kedamaian dan dapat beristirahat dengan tenang karena perbuatannya yang kita yakini dapat menyenangkan hati Tuhan. Ini merupakan suatu penguatan bagi kita saat ini yang ditinggalkan oleh saudara kekasih yang telah kembali ke pangkuan Bapa di sorga. Tentu bagi kita tidak mudah atau sulit rasanya melepaskan kepergian orang yang kita kasihi dan kita cintai. Bahkan tidak rela rasanya melepas kepergiannya karena rasa cinta kita yang sangat dalam. Kepergian orang yang kita cintai merupakan hal yang paling menyakitkan bagi kita, sekarang ia pergi untuk selamanya dan satu hal yang paling menyakitkan ialah kita tidak akan bertemu dengannya lagi. Sungguh merupakan hal yang luar biasa sulit dilakukan. Biasanya banyak hal yang kita lakukan bersama-sama, namun sekarang semuanya berbeda. Ia yang pernah mendampingi kita melakukan sesuatu sekarang tidak lagi, ia yang selalu ada bersama kita sekarang sudah tidak ada lagi.
Kematian merupakan suatu hal yang tidak dapat kita hindari, setiap orang pasti akan mengalaminya. Ada waktu kita dilahirkan dan ada pula waktu untuk kita dipanggil pulang oleh Sang Pencipta. Namun ada begitu banyak orang yang tidak siap bahkan takut menghadapi kematian termasuk saya dalam pengalaman yang pernah saya alami. Tetapi pada saat ini saya tidak takut lagi akan kematian, karena ada janji Allah yang selalu memberikan kekuatan bahkan keberanian bagi saya untuk menghadapi hal yang ditakutkan itu. Karena dengan iman kita kepada Yesus, kapanpun, di manapun atau dengan apapun kita diperhadapkan dengan kematian yakinlah, kita pasti akan diselamatkan dan mendapat tempat yang indah bersama Bapa di sorga. Begitu pula dengan kita saat ini, terlebih bagi keluarga yang ditinggalkan memang tidak mudah melewati hal seperti ini. Tetapi satu hal yang harus kita ingat orang yang kita kasihi telah pulang, ia tidak pulang ke tempat yang tidak jelas melainkan ia pulang ke pangkuan Bapa di sorga. Sekarang ia sudah tenang, ia sudah melepaskan segala jerih lelahnya dan sekarang ia ada bersama-sama dengan Bapa kita di sorga yaitu Tuhan kita Yesus Kristus.
Bagi kita orang yang percaya kepada Kristus, kematian bukanlah merupakan hal yang menakutkan tetapi justru merupakan hal yang indah, karena saat kematian kita boleh bebas dari segala bentuk penderitaan yang ada di dunia ini. Dunia ini penuh masalah dan penderitaan. Tetapi ada satu tempat di mana sama sekali tidak ada masalah dan penderitaan yaitu sorga yang kekal. Jadi kematian bukan akhir dari segalanya, tetapi awal dari suatu kehidupan yang baru, kehidupan yang penuh dengan kebahagiaan yang kekal bersama dengan Tuhan kita Yesus Kristus. Kiranya melalui firman Tuhan kita bisa dikuatkan dalam menghapi kedukaan dan lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Amin



Senin, 05 November 2012

Contoh Program Bulanan Khotbah Untuk Jemaat



Nama              : Hendri
Mata Kuliah   : Pendidikan Agama Kristen 2
Dosen                : Tulus Tu’u S.Th, M.Pd

GAMBARAN PROGRAM KERJA KETUA JEMAAT SELAMA ENAM ( 6 ) BULAN
            Tema    : DIRASA ( Datang, Ingatlah dan Renungkan Akan Sabat Allah )
            Tujuan  :        Jemaat semakin rajin beribadah hari Minggu dan sadar bahwa itu penting bagi hidupnya. Selanjutnya menjadi pelaku Firman dari apa yang telah didengar didalam ibadah.
Program Kerja

Bulan


Tema Bulanan

Tujuan

Nast Alkitab

Evaluasi Program




I



Kuduskan Hari Sabat Allah
Jemaat sadar dan tumbuh kesadaran dalam dirinya untuk mengasihi Tuhan dan memaknai hari Sabat/Minggu bukan sekedar hari biasa, tetapi khusus bagi Tuhan



Keluaran 20 :
8-11







II




Datanglah Pada Tuhan !!
Masing-masing Jemaat mau mengajak anggota keluarga, rekan, sahabat dan kerabatnya yang lain untuk pergi beribadah di gereja pada hari Minggu




II Tawarikh 3 : 8





III




Pujilah Allah Dalam Sabat-Nya
Hati jemaat semakin terbentuk dan tergerak untuk memuji Allah dalam persekutuan ibadah Hari Minggu




Mazmur 92 :
1-16





IV




Mari Bersyukur dan Berdoa

Didalam persekutuannya menjadi jemaat yang bersatu dan bersama-sama menaikkan pujian dan doa serta memberi persembahan syukur kepada Tuhan




Mazmur 118 : 23-29




V



Sabat Hari Kenikmatan
Jemaat sadar ternyata banyak sekali manfaat yang didapat dengan rajin bersekutu dalam ibadah hari Minggu



Yesaya 58 :
 13-14








VI







Pelaku Firman
Jemaat yang sudah sering pergi beribadah dan bersekutu di gereja pada hari Sabat/Minggu tergerak hatinya untuk melakukan tindakan kasih kepada sesame sebagai perwujudan pemeliharaannya terhadap Firman Allah dalam hidupnya.







Yakobus 1 :     22-27


Catatan :
Ø  Program harus dilakukan evaluasi setiap akhir bulan untuk mengetahui bagaiman perkembangan keberhasilannya dalam jemaat.
Ø  Metode-metode disesuaikan.
Ø  Nast Alkitab Disesuaikan.