Nama : Hendri
Tugas : Khotbah Penghiburan
YOHANES 11 : 33-44
Sidang
Perkabungan yang dikasihi Tuhan. Saya teringat sebuah penggalan syair lagu yang
berkata “Jangan biarkan damai ini pergi” kalau tidak salah lagu ini dilantunkan
oleh Sheila Marcia. Ini paling tidak menyiratkan sebuah perasaan bahwa tidak
seorangpun manusia yang ingin kesenangan, kebahagiaan dan kedamaian
meninggalkan dia. Dengan kata lain tak seorangpun ada manusia yang ingin
hidupnya mengalami sebuah dukacita ataupun penderitaan.
Tetapi realitas yang ada dalam kehidupan sehari-hari bisa berkata lain, kita sering menghadapi berbagai bentuk kesulitan, tantangan, dukacita dan persoalan hidup lainnya.
Tetapi realitas yang ada dalam kehidupan sehari-hari bisa berkata lain, kita sering menghadapi berbagai bentuk kesulitan, tantangan, dukacita dan persoalan hidup lainnya.
Bapak-ibu
sidang perkabungan yang dikasihi Tuhan. Hal serupa tentu juga dirasakan oleh Maria
dan semua kerabat yang ada pada saat itu dalam nast kita pada hari ini. Mereka
selalu ingin bersama-sama dengan saudara mereka Lazarus, tak pernah terbersit
dalam benak mereka bahwa Lazarus akan meninggalkan mereka dalam rupa kematian,
dan ketika itu terjadi betapa mereka mengalami luka batin dan kesedihan yang
teramat sangat dalam pada diri mereka, itu terlihat ketika Maria dan orang-orang
yang bersama mereka pada waktu itu menangisi Lazarus. Sebenarnya tangisan bukan
sekedar suatu ekspresi perasaan hati seseorang. Tangisan juga merupakan media
yang mengkomunikasikan maksud hati seseorang yang paling dalam dan pribadi.
Seseorang mengeluarkan air-mata atau tangisan umumya karena dia didorong
untuk mengungkapkan perasaannya yang tidak mampu dikomunikasikan melalui
kata-kata yang diucapkan secara lisan ataupun tulisan. Saat Tuhan Yesus
menyaksikan Maria dan orang-orang yang ada disitu bersedih hati karena kematian
Lazarus, Injil Yohanes menunjukkan sikap Tuhan Yesus yang sangat terharu. Dalam
keharuan Yesus tersebut, secara jelas Yohanes menyatakan: “Maka menangislah
Yesus”. Tangisan Tuhan Yesus tersebut lahir dari perasaanNya yang paling dalam saat
Dia menyaksikan kesedihan dan dukacita yang dialami oleh Maria dan para kerabat
Lazarus. Itu sebabnya penilaian orang banyak terhadap perasaan haru dan
tangisan Yesus dalam Yoh. 10:36, adalah: “Lihatlah, betapa kasihNya kepadanya”.
Orang
banyak yang melihat air mata atau tangisan Yesus tidak menilaiNya sebagai tangisan
yang munafik, atau sekedar akting.
Tetapi orang banyak menilai air-mata Yesus sebagai tangisan cinta-kasih-Nya
kepada Lzarus, dan keharuan-Nya melihat kondisi yang terjadi terhadap Maria dan
seluruh kerabat yang ditinggalkan oleh Lazarus.
Sidang
Perkabungan yang dikasihi Tuhan. Sedih, Perih dan pilu seperti yang Maria dan
seluruh kerabat yang bersama-sama dengan mereka pada saat itu, juga kita
rasakan pada hari ini. Ketika kita harus menyaksikan orang tua terkasih kita,
suami, saudara, anak, sahabat, rekan kita yang terkasih ini juga di panggil
oleh Tuhan. Ini tentunya membuat kita memiliki berbagai macam perasaan. Kita
bersedih, terluka, dan menangis, kita juga seolah-olah bisa merasakan dunia tidak
adil kepada kita. Tetapi ada juga diantara kita yang merasa sadar bahwa
peristiwa ini menjadi kehendak yang Mahakuasa.
Dalam
berbagai pergumulan dan kesedihan kita tersebut, Firman Tuhan pada hari ini mau
mengatakan dan mengajarkan kepada kita bahwa :
Ø Kita
tidak tidak menjalani penderitaan ( menangis ) seorang diri dalam kedukaan kita
pada hari ini, tetapi menangis bersama dengan Kristus. Artinya ialah, Kristus
hadir dan merasakan setiap kedukaan, pergumulan yang ada dalam diri kita.
Sehingga tak perlu kuatir karena rencana Allah yang amat baik bisa dinyatakan
melalui peristiwa kedukaan.
Ø Melalui
Firman Tuhan kali ini kita mengenal bahwa Kristus adalah sahabat sejati kita
yang merasakan kedalaman hati kita agar kita dimampukan untuk mengenal
jati-diri Allah yang tidak semata-mata memanggil saudara kita terkasih ini
untuk menjadi kehilangan dan duka saja kepada kita, tetapi juga mau berkarya
untuk semakin mendekatkan kita kepada-Nya.
Ø Kita
juga dikuatkan bahwa, setiap tetesan air mata kita, setiap ungkapan kesedihan
yang ada dikedalaman hati kita, itu juga tidak luput dari perhatian Tuhan kita.
Ø Kehilangan
orang yang terkasih mungkin saja adalah sebuah awal dari kebangkitan iman dan
pengharapan kita kepada Tuhan. Kita menjadi tahu, bahwa Tuhan juga berkenan
memberikan kehidupan bagi orang yang sudah mati sekalipun seperti kepada
Lazarus, apalagi bagi kita yang sekarang masih punya kesempatan untuk berkarya.
Kepada
sidang perkabungan semuanya, terlebih kepada keluarga yang mengalami peristiwa
dukacita ini, marilah kita bersama-sama mengiklaskan saudara kita ini, karena
Tuhan punya kuasa untuk memberikan kita pengharapan setiap waktu. Melalui
peristiwa kedukaan yang saat ini kita alami bersama, kita maknai itu sebagai
salah satu tanda bahwa cinta kasih kita dan sesama bisa terputus, baik oleh
waktu, oleh sebab-sebab lain dan oleh sesuatu yang tidak terhindarkan yaitu
pemanggilan Allah dalam bentuk kematian jasmani kita. Jika cinta kasih dunia
ini bisa renggang, bisa terpisah, tetapi yakin dan percayalah bahwa kasih Tuhan
tetap ada sampai selama-lamanya pada kita.
Amin .
Indah sekali, kiranya Tuhan pakai terus
BalasHapus