Rabu, 05 September 2012

Khotbah Singkat Pernikahan


Nama                          : Hendri
NIM                            : 10. 15. 52
Mata Kuliah              : Homiletika
Dosen Pengampu      : Pdt. DR. Keloso. S. Ugak

Khotbah Dalam Konteks Ibadah Pemberkatan Pernikahan
Kejadian 2:18-25
Bapak Ibu, Saudara, Saudari sidang jemaat yang dikasihi  Tuhan, pada hari ini kita sedang berkumpul ditengah kebahagiaan kedua saudara kita ini yang sebentar lagi akan diteguhkan dalam pernikahan yang kudus. Melalui perenungan firman Tuhan saat ini saya mau mengajak kita sekalian untuk melihat apa yang dipahami oleh iman kita tentang pernikahan, :
                       
Khotbah :
Allah tahu bahwa tidak baik jika manusia itu hidup seorang diri saja, dan oleh karena itu Allah menjadikan bagi kita seorang penolong yang sepadan dengan kita. Tetapi yang sering menjadi persolan bagi kita ialah “Pencariannya.” Didalam pembacaan Alkitab kita hari ini pada ayat yang ke 20 menceritakan, Adam juga sempat mencari kemana-mana, bahkan sempat melihat diantara kawanan binatang, tetapi dia tidak menemukan penolong yang sepadan itu.
 Jadi apa artinya ? artinya ialah bahwa Adam butuh waktu untuk menemukan rancangan Allah atas jodohnya itu. Kuncinya disini ialah bahwa Allah menunggu saat yang terbaik untuk memberikan kita jodoh yang terbaik pula, jadi selain kita berusaha mencari dan menemukan ada satu hal lagi yang kita tunggu ialah waktu yang tepat.
            Saat ini bapak ibu sidang jemaat yang dikasihi Tuhan,,kedua saudara yang dihadapan kita pada saat ini yang sedang kita saksikan dalam rangka pemberkatan pernikahan, tampaknya telah berhasil melalui usaha-usaha tersebut dan kemudian waktu mereka telah tiba untuk dipersatukan sehingga masing-masing dari mereka berdua boleh mengatakan “Inilah dia” tulang dari tulangku dan daging dari dagingku, sebagaimana Adam juga berkata demikian ketika ia bertemu dengan Hawa yang merupakan penolong yang Tuhan berikan baginya.
            Ungkapan “Inilah dia” merupakan sebuah ungkapan yang mereka nyatakan kepada keluarga dan seluruh kerabat, dan kita semua sebagai sidang jemaat Tuhan ketika mereka sudah merasa siap dan saling menemukan penolong yang sepadan dalam diri pasangan mereka.
            Ungkapan itupun  berarti ada keyakinan, ada iman, ada kepercayaan didalam diri mereka berdua bahwa ketika mereka bersama, hidup mereka menjadi semakin lengkap, semakin, semakin baik dan semakin sempurna.
“Ada sebuah lagu yang mengatakan bahwa berdua denganmu pasti lebih baik”
 Kita bisa melihat dalam ayat 24. Oleh sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan orang tuanya dan bersatu dengan isterinya sehingga mereka menjadi satu daging.
Sangat menarik tentunya bapak ibu, saudara, saudari, bahwa mereka berdua akan menjadi satu daging. Kita akan melihat bagaimana proses yang dua itu bisa menjadi satu, karena kita menyadari bahwa dalam rumus matematis satu + satu pasti dua. Tapi dalam pernikahan ini kita sering mengatakan “demikianlah mereka bukan lagi dua melainkan satu”. Ini ahanya bisa terjadi karena ketika bersama masing-masing dari mereka harus meninggalkan bagian-bagian tertentu dari dirinya. Yang dikatakan sebagai bagian tertentu itu ialah sikap keegoisan, yang ketika ia masih sendiri dulu ia bisa makan dimana ia mau makan, tetapi sekarang itu harus ditinggalkan karena mungkin ia akan makan menunggu isterinya atau suaminya juga makan. Bagian tertentu itu juga ialah sikap ketika ia harus melupakan kesenangan pribadinya demi keluarganya, demi isteri/suaminya. Demikianlah mereka ketika sudah menikah harus rela kehilangan bagian –bagian yang negatif yang berupa keegoisan, kesenang-senangan semu, dan juga rasa lebih tinggi daripada yang lain dari masing-masing mereka. Sehingga akhirnya ada bagian - bagian yang lainnya yang merupakan sisi baik yang tidak dibuang itu menjadi dipersatukan menjadi satu dalam suatu persekutuan melalui pernikahan yang kudus ini sehingga terjadilah penyatuan yang sempurna antara kedua insan ini, dan itulah yang mau dikatakan melalui ayat 24 dari bacaan kita tersebut.
 Bapak ibu, sidang jemaat dan kedua mempelai yang diberkati Tuhan. Melalui firman Tuhan ini, kita tentunya memahami bahwa makna pernikahan itu merupakan :

 Inisiatif Allah sendiri!
Allah yang menginisiatifkan pernikahan sehingga pernikahahan dengan menyadari bahwa manusia tidak baik bila seorang diri saja. Sehingga sebuah pernikahan tidak boleh dipandang sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja, kare pernikahan itu adalah kudus. Ada rencana Allah yang besar melalui pernikahan, yaitu lahirnya manusia-manusia yang baru sehingga seorang manusia tidak terasing dan seorang diri saja.

Sesungguhnya Manusia Adalah Mahluk Sosial
Manusia memerlukan pertolongan. Pertolongan yang dimaksud ialah pelengkap dari ketidak seimbangan yang ada pada diri manusia itu ketika ia masih sendiri. Ada harapan dan juga kepastian bahwa yang berdua lebih baik daripada seorang diri.

Pernikahan Mempersatukan Mereka Dalam Kesempurnaan dan Kesejajaran
Allah mengambil salah satu bagian dari laki-laki yaitu tulang rusuknya dan menjadikan daripada itu seorang perempuan. Ini berarti bahwa perempuan juga adalah salah satu bagian dari manusia yang tidak dapat dipisahkan dan diceraikan dari manusia. Melalui perkawinan, keduanya digabungkan, dsatukan dan persekutukan sehingga keduanya menjadi sempurna dan segambar dengan Allah. Laki-laki tidak lengkap jika tak ada perempuan, dan perempuan juga tak sempurna jika tak ada laki-laki, oleh karena itu bagi seorang suami haruslah mengasihi isterinya karena ia adalah bagian dari dirinya juga dan bagi seorang isteri hargailah suamimu karena engkau diciptakan dari salah satu bagian tubuhnya.
Sebagai umat Allah yang percaya kepada Dia, kita harus menyadari dengan sungguh-sungguh bahwa Allah bukan hanya sebagai perancang pernikahan tetapi juga merupakan pengikat pernikahan itu. Sebuah pernikahan harus terdiri dari ikatan tiga pribadi berdasarkan dasar pernikahan itu sendiri, tiga pribadi itu ialah laki-laki, perempuan, dan Allah. Biarlah Allah menjadi orang yang pertama dalam pernikahan, kita perlu menyerahkan diri kepada-Nya, biarkan Dia menjadi dasar bagi keluarga yang baru dipersatukan itu. Dia adalah dasar yang sangat-sangat kuat bagi pernikahan yang merupakan adalah inisiatif-Nya. Amin.

1 komentar:

  1. suatu rahasia besar keduanya menjadi satu daging dalam penikahan kudus seperti yang rasul Paulus katakan dan tuliskan dalam Efesus 5 sebagai gambaran dari jemaat dan Kristus. GBU. thx.

    BalasHapus