Senin, 17 September 2012

Wujud dosa kaum beriman dalam PL


Pemahaman dan Wujud Dosa Kaum Beriman dalam 
Alkitab Perjanjian Lama
1.      Abraham (Kejadian 12-25:1-11)   
A
107861.jpgbram bin Terah adalah seseorang yang dipilih Allah dari silsilah Sem (kej 11:10-27;31-32).  Ia berasal dari Ur-Kasdim dan ia tidak tinggal menetap disana melainkan berpindah tempat[1] setelah peristiwa pemanggilannya. Panggilan itu adalah panggilan Allah yang memerlukan jawaban ketaatan karena bukan karena Abram adalah orang terbaik melainkan semata-mata atas kehendak Allah sendiri[2], sejak pemanggilan itu pula namanya menjadi Abraham (Kej 12). Dalam hidupnya ia adalah contoh terbaik dari iman yang hidup[3] karena senantiasa berharap pada pimpinan Allah, percaya akan janji Allah, mewarisi berkat Allah serta disebut sahabat Allah ( Yak 2:23). Sebagai bukti imannya tersebut ia rela mengorbankan Ishak yang adalah anak perjanjiannya dengan Allah, anak lelaki satu-satunya yang dimilikinya dan Sarah. Meskipun ia tidak mengetahui apa yang menjadi maksud Tuhan memerintahkannya berbuat demikian namun ia tetap melakukannya (Kej 22).
Sebagai bapa orang beriman Abaraham juga disebut sebagai  bapa orang berdosa karena ia berdusta dua kali tentang status istrinya. Pertama dalam Kejadian 12:10-20 ketika mereka ada di Mesir dan yang kedua adalah ketika Abraham di Tanah Negeb dalam Kejadian  20: 1-18. Sebenarnya kata-kata Abraham mengakui Abraham sebagai saudaranya tidak sepenuhnya salah karena memang benar Sarah adalah saudaranya (Bdk Kej 20:12) namun juga tidak sepenuhnya benar karena pada saat itu Sarah sudah menjadi istrinya. Jadi, sekalipun kata-kata itu sebetulnya tidak salah, tetapi karena maksud hati Abraham adalah menipu/berdusta, maka hal itu adalah dosa! Semua dilakukannya karena Abraham takut dibunuh sehingga Abimelekh dan Firaun mengambil Sarah menjadi istrinya, selain karena kecantikan Sarah (Kej 12:14-15) juga karena ingin menjalin hubungan dengan Abraham karena kekayaan yang dimilikinya (Bdk Kej 13:2). Kemudian hal ini berakibat buruk bagi Abraham karena Sarah diambil menjadi istri orang lain bahkan menjadi halangan bagi rencana Allah yang akan memberikan anak pada Abraham dan rencana Allah tentang Mesias yang akan lahir berdasarkan garis keturunan Abraham dan Sarah sendiri.
2.      Musa (Keluaran, Bilangan, Ulangan)
Musa atau hv,êmo Masha yang artinya adalah menarik atau mengangkat [4] adalah keturunan Lewi yang lahir pada saat penindasan Mesir oleh Firaun. Ia dipanggil oleh Allah pada saat ia dalam pelariannya ke tanah Midian sewaktu ia menggembalakan kambing domba milik mertuanya Yitro. Ia adalah seorang nabi yang ideal, hamba Allah yang sebenarnya dan pengantara yang sangat dipercaya untuk menyampaikan Firman Allah kepada manusia (Bil 12:1-5; Ul 18:15-22), ia dianggap sebagai perantara segala hal yang banyak terjadi di Israel antara lain tahun Keagamaan Yahudi, semua upacara dan pestanya (Kel 23:14,dst ; 34:22-24 ; Im 23 ; Ul 14), persembahan korban, hukum-hukum, dan peraturan-peraturan[5] bahkan ia lah orang yang dipercaya oleh Tuhan untuk membawa Israel keluar dari Mesir dengan segala kekuatan dan kemampuan yang diberikan Tuhan kepadanya.
Sebagai orang pilihan Allah, Musa bukanlah orang yang sempurna. Dibalik semua kelebihannya Musa juga adalah orang yang berdosa. Dosa nya yang pertama adalah ia membunuh orang Mesir meski hal itu dilakukan karena ia membela bangsanya. Namun tetap saja hal itu adalah jahat sehingga ia takut dan lari ke tanah Midian (Kel 2:15). Karena hal tersebut ia dipandang tidak cocok untuk menjadi pahlawan[6], akibat yang dia timbulkan dari dosanya itu adalah ia menjadi buronan orang Mesir. Dosa kedua yang ia lakukan bahkan fatal adalah saat Musa dan bangsa Israel ada di mata air Meriba. Dalam hal ini ada dua point kesalahan yang musa lakukan.
a.       Pengambil alihan tempat Allah
Bilangan 20:10Ketika Musa dan Harun telah mengumpulkan jemaah itu di depan bukit batu itu, berkatalah ia kepada mereka: "Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, apakah KAMI harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?"
 Kata kami dalam hal ini merujuk pada Musa dan Harun (tapi dalam hal ini tetap berfokus pada Musa) dianggap menghina kekudusan Allah dengan menempatkan diri sama dan sejajar dengan Allah, karena pada saat itu Musa yang marah dengan bangsa Israel yang bersungut-sungut dan bukan Allah. Acuan kata ini seolah-olah selama ini Musa lah yang menimbulkan keajaiban-keajaiban serta menolong bangsa itu dan bukan Allah. Akibatnya Musa (dan Harun) tidak boleh memasuki tanah Perjanjian.
b.      Penyimpangan perintah
Bilangan 20:8 "Ambillah tongkatmu itu dan engkau dan Harun, kakakmu, harus menyuruh umat itu berkumpul; KATAKANLAH di depan mata mereka kepada bukit batu itu supaya diberi airnya; demikianlah engkau mengeluarkan air dari bukit batu itu bagi mereka dan memberi minum umat itu serta ternaknya."
musa-memukul-batu-lalu-keluar-air-bil-20.jpg Allah menyuruh  Musa memerintah bukit batu itu agar mengeluarkan air dan yang dilakukan Musa adalah memukul bukit batu itu sebanyak dua kali.  Namun, sebagaimana kita ketahui dalam ayat ini, Musa mengambil-alih kedudukan Allah, baik melalui kata maupun tindakan. Walaupun memang Batu itu tetap mengeluarkan air yang cukup diminum oleh bangsa Israel saat itu bahkan ternak mereka pun minum (ayat 11) tetapi jelas Musa tidak melakukan perintah "persis" seperti yang ditetapkan Allah.
3.      Raja- raja Israel
Sebelum munculnya raja-raja yang memimpin Israel, bangsa itu dipimpin oleh hakim-hakim yang memimpin suku-suku Israel. Kerjasama antar suku/bangsa adalah ketika mereka diserang maka akan muncul seorang hakim yang akan memimpin mereka dan begitu seterusnya hingga suku-suku tersebut menuntut adanya seorang raja pada Samuel (1 Sam 8:5-20) untuk memerintah mereka, menghakimi bahkan memimpin mereka dalam perang[7] melawan bangsa yang ingin menyerang mereka (contohnya Filistin, Moab, Amalek, Aram, dan lainnya).
Alasan bangsa itu meminta dilantiknya seorang raja adalah karena pada saat itu Nabi Samuel yang dianggap sebagai kepala pimpinan agamaniah bangsa Israel sudah lanjut usia dan anak-anaknya tidak seperti Samuel, kemudian karena mereka ingin seperti bangsa-bangsa lain yang punya seorang raja yang mempimpin mereka dan yang paling fatal adalah mereka menolak Allah[8], dalam artian mereka tidak menyadari bahwa Allah lah Raja yang harusnya mereka sembah. Namun Allah tetap berkenan atas permintaan mereka dengan mengabulkannya.
1.      Raja Saul
adalah keturunan Benyamin anak dari Kish. Saul adalah raja Israel pertama yang diurapi Samuel berdasarkan petunjuk Allah. Ia mempunyai keunggulan secara fisik (1 Sam 9:2), mempunyai tabiat baik dan patut dipuji, pemalu, tidak sombong (1 Sam 9:21 ; 10:22), tabah dan berbudi luhur, tangkas, berani menyingkirkan para pemanggil arwah (1 Sam 28:3) dan menghendaki kehidupan susila yang suci. Saat menjadi raja ia diperlengkapi Allah dengan anugerah istimewa yakni diantaranya Roh Tuhan berkuasa atasnya sehingga ia bernubuat[9] (1 Sam 10:10) dan juga ia menang atas bangsa-bangsa lain yang hendak mencelakakan Israel.
Namun raja tersebut akhirnya jatuh dalam dosa. Ada 3 point utama dalam hal ini,
a.       Pertentangannya dengan Samuel (1 Sam 13:13-15), dikatakan saat itu bangsa israel hendak berperang melawan Filistin yang sudah berbaris dan siap berperang. Saul diperintahkan untuk menunggu Samuel, namun melakukan perbuatan lancang dengan melangkahi Samuel untuk mempersembahkan korban bakaran pada Tuhan. Ia bersikap tidak sabar, tergesa-gesa dan sembrono sehingga ketika perang tersebut Yonatan – anaknya – menjadi alat Tuhan untuk menimbulkan kekacauan dan kemalangan dalam perang tersebut. Juga pada pasal 15:1-35, Saul melakukan perbuatan durhaka dan juga menipu sehingga ia ditolak Allah menjadi raja Israel.
b.      Keirihatian Saul pada Daud. Ketika Roh Tuhan mundur atas diri Saul, maka Allah memberkati Daud dan memilihnya menjadi raja pengganti Saul. Saul murka dan berusaha membunuh Daud namun selalu gagal.
c.       Kesalahan fatalnya adalah ketika ia berperang melawan bangsa Filistin, di En-Dor ia benar-benar menduakan Allah dengan mempercayai sihir untuk memanggil roh Samuel yang telah meninggal karena ketakutannya melihat bangsa filistin yang ada dekat perkemahannya. Akhirnya Allah murka dan menyerahkan ia berserta anaknya ke tangan orang Filistin, namun seperti yang ada pada pasal 31, akhirnya dalam keputusasaannya, ketakutannya ia tenggelam dalam kebinasaan yaitu dengan bunuh diri (ayat 4).

2.      Raja Daud
Daud adalah seorang raja pahlawan yang ideal, kebesarannya dan berkenan di hati Allah sehingga ia dipilih menjadi raja atas Israel. Daud selalu mengambil sikap yang hormat kepada Saul dan Ia mempunyai relasi yang baik dengan Tuhan. Daud juga terkenal sebagai prajurit dan pemimpin perang yang berhasil. Namun ia berdosa kepada Tuhan dengan merampas Betsyeba. Istri Uria. Walaupun Daud sudah menyesal ketika diperingatkan oleh Nabi Natan. Namun hukuman untuknya tidak dihapuskan oleh Allah, yaitu 4 orang anaknya meninggal, anak dari Betsyeba, Amnon, Absalom dan Adonia.
3.      Raja Salomo
Adalah raja yang terkenal dengan hikmat dan kebijaksanaanya. Bahkan dikatakan bahwa israel mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan raja ini. namun orang yang dikasihi Allah ini akhirnya jatuh ke dalam dosa. Pada waktu tuanya hatinya dicondongkan oleh istri-istrinya kepada allah lain, ia mendirikan bukit-bukit pengorbanan untuk allah-allah tersebut. Allah menghukum dia yaitu kerajaannya akan pecah namun tidak pada masa pemerintahannya karena Allah mengasihi Daud tapi berlaku pada masa pemerintahan keturunan Salomo[10]. Kemudian Salomo mati dan seperti yang sudah dinubuatkan bahwa kerajaannya akan pecah yaitu menjadi Israel dan Yehuda.
Raja-raja di kerajaan Israel yaitu Yerobeam, Nadab, Baesa, Ela, Zimri, Omri, Ahab, ahazia, Yoram, yehu, Yoahas, Yoas, Yerobeam II, Zakarya, Salum, Menahem, Pekahya, Pekah dan Hosea.  Secara umumnya jatuh ke dalam dosa yaitu tidak takut akan Tuhan, penyembahan terhadap baal dan juga pembunuhan terhadap pendahulunya agar bisa menjadi raja.
Sementara raja-raja di Yehuda adalah Rahabeam, Abiam, Asa, Yosafat, Yoram, Ahazia, Atalia, Yoas, Amazia, Uzia, Yotam, Ahas, Hizkia,manasye, Amon, Yosia, Yoahaz, Yoyakim, Yoyakhin, Zedekia. Secara umum dosa yang dilakukan raja-raja di wilayah Yehuda ini adalah penyembahan terhadap berhala dan tidak takut akan Tuhan namun takluk pada kerajaan dunia. Untuk raja Abiam, Asa, Yoas, dan Yosia adalah 4 raja yang benar-benar takut akan Tuhan. Mereka menghancurkan berhala-berhala dan patung-patung serta memperbaharui Bait Allah.

Catatan Evaluasi:
Dosa bukanlah kata yang asing bagi kita di masa sekarang. Tapi sadar atau tidak,dosa sudah ada sejak zaman dulu (zaman kaum beriman dalam PL).  Seperti yang sudah dijelaskan pada poin-poin sebelumnya. Kaum beriman pada zaman PL pun pernah melakukan dosa. Kaum beriman diketahui adalah orang-orang yang dipercayakan atau orang-orang yang dipilih oleh Allah. Namun, secara sadar atau tidak kaum beriman atau bapa orang beriman yang adalah orang-orang pilihan Allah itu juga ternyata tidak luput dari dosa. Seperti yang telah dipaparkan, banyak kesalahan atau dosa yang telah dilakukan oleh mereka terhadap Allah. Dosa yang dilakukan mereka tidak hanya melalui satu wujud saja,melainkan dengan berbagai wujud.
Dengan demikian,kita harus menyadari bahwa kita tidak boleh berbangga atau menyombongkan diri. Siapapun dan apapun status kita,kita tidak akan pernah lepas dari pengawasan Allah. Allah tidak memandang siapa kita, ketika berbuat salah (dosa) tidak akan ada pengampunan bagi kita. Banyak hal yang bisa membuat kita jatuh dalam dosa. Misalnya saja seperti Abraham yang melalui kata-katanya tidak bersalah. Tetapi karena maksud dari semuanya itu adalah menipu, maka itu adalah dosa. Karena itu Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." (Matius 26:41)









Daftar Pustaka
ALKITAB
Baxter, J. Sidlow, Menggali Isi Alkitab’Kejadian-Ester’, Jakarta:Yayasan Bina Kasih/OMF,1989
OFM, Dr.C. Gronen, SOTEROLOGI ALKITABIAH ‘Keselamatan Yang Diberikan Alkitab, Yogyakarta:Kansinus, 1989
Barth, DR. C, Teologi Perjanjian Lama 1, Jakarta:Badan Penerbit Kristen, 1970
Wahono, Pros. S. Wismoady, Di Sini Ku Temukan, Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2000
Peterson, DR Robert M, Kitab Keluaran, Jakarta:BPK Gunung Mulia,2006
Snock, I, Sejarah Suci, Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1955


[1] Barth, C, Teologi Perjanjian Lama 1, (Jakarta : Badan Penerbit Kristen), hal 78
[2] Wahono, S. Wismoady, Di Sini Ku Temukan, (Jakarta:BPK Gunung Mulia), hal 95
[3] Baxter, J. Sidlow, Menggali Isi Alkitab Kejadian-Ester,  (Jakarta:Yayasan Bina Kasih OMF), hal 53
[4] Opchid, hal 102
[5] Ibid, hal 100
[6] Paterson, M. Robert,  Kitab Keluaran, (Jakarta:BPK Gunung Mulia), Hal 46
[7] Wahono, S. Wismoady, Di Sini Ku Temukan, (Jakarta:BPK Gunung Mulia), hal 128
[8] Baxter, J. Sidlow, Menggali Isi Alkitab Kejadian-Ester,  (Jakarta:Yayasan Bina Kasih OMF), hal 270
[9] Ibid, hal 273
[10] Snoek, I, Sejarah Suci, (Jakarta:BPK Gunung Mulia), hal 143

Tidak ada komentar:

Posting Komentar