Dari bahan
kuliah yang ada, pilihlah 3 hal yang anda anggap menarik dan penting ! Uraikan
secara logis, rasional, dan sistematis. Sertakan argumentasi anda dan
aplikasinya bila anda menjadi seorang pemimpin.
- Hak dan Kewajiban Warga Negara
Setiap
warga Negara memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam suatu Negara.[1]
Belajar tentang hal ini tentunya akan menimbulkan kesadaran bahwa semua
orang memiliki hak yang sama antara satu
dengan yang lain, semuanya itu merupakan pesan dari UUD 1945 yang tertuang dalam
Pasal 27, 28, dan 29. Setelah memahami bahwa semua orang memiliki hak dan
kewajiban yang sama maka akan timbul upaya-upaya agar bisa saling menghargai
dan menghormati antara satu dengan yang lain. Upaya ini muncul karena kesadaran
bahwa walaupun kita mempunyai hak tetapi hak kita dibatasi oleh hak orang lain.
Kita juga disadarkan bahwa kita baru bisa menuntut hak apabila kita telah
melaksanakan kewajiban kita.
Mengenai
Hak dan Kewajiban Warga Negara ini
merupakan salah satu materi yang harus dipahami oleh setiap warga Negara pada
umumnya dan juga warga jemaat serta orang-orang percaya pada khususnya. Menurut saya, menjadi seorang pemimpin bukanlah pekerjaan yang mudah, karena ia
harus mengarahkan seluruh kemampuan dan keterampilannya untuk memimpin orang-orang menuju tujuan yang hendak dicapai. Menjadi seorang pemimpin ( pendeta
) juga memiliki tugas yang lumayan berat karena ia harus mampu untuk
mempengaruhi atau merubah orang-orang yang ada disekitarnya ( terutama warga
jemaat ). Sebagai seorang pemimpin, ia seharusnya selalu mengajarkan tugas,
peran, dan tanggung jawab sebagai warga Negara, paling tidak disinggung dalam
ibadah-ibadah secara formal maupun dalam kehidupan secara informal. Seorang
pemimpin ( pendeta ) harus
mampu menjelaskan kepada warga jemaat tentang hak dan kewajiban negara secara objektif. Dalam artian, jemaat diarahkan dalam khotbah kepada suatu pemahaman tentang ketundukan dan pengabdian dalam
“memberi” baik kepada Allah maupun kepada pemerintah duniawi dimana warga
jemaat itu tinggal. Seperti
yang ada dalam Mat 22 : 21
Jawab mereka:
"Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka:
"Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan
kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
Sebagai seorang
pemimpin ( pendeta ), ia juga bertanggung jawab untuk memberikan
penjelasan kepada mereka dengan bahasa yang baik, mudah dipahami dan menjawab kebutuhan
mereka, sehingga pada akhirnya mereka tahu hak dan kewajiban
mereka sebagai warga Negara dan bagaimana melaksanakannya.
2.
Pancasila
Pancasila adalah ideologi dan dasar
Negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.[2] Mempelajari
Pancasila berarti kita berusaha mendalami apa makna yang terkandung didalam
tiap-tiap butir Pancasila. Didalam mendalaminya tentu kita bisa merefleksikan
makna-makna yang ada didalam kehidupan kita sehari-hari, Eka Dharma Putera
menuliskan bahwa suatu bangsa harus mempunyai identitas yang menjawab situasi
kemajemukan yang ada di Negara ini dalam suatu wadah yang bisa mempersatukan
keragaman kultural yang ada di Indonesia ini. Menurutnya itu hanya terdapat
dalam Pancasila yang mampu membawa seluruh rakyat Indonesia merasakan bahwa
setiap perbedaan itu yang membawa keindahan serta memampukan semua warga Negara
berkiprah untuk menuju suatu tujuan dan cita-cita bersama tanpa memandang
perbedaan yang ada.[3]
Seperti
disinggung pada jawaban no.1 di atas, seorang pemimpin harus memiliki
pengetahuan yang lebih memadai dari warga jemaatnya serta
aplikatif, artinya tidak hanya mengajar melalui tutur kata melainkan juga tindakan secara
nyata. Bagi seorang pemimpin ( pendeta ) telah mempelajari dan mendalami tentang
Pancasila, tentu ini akan sangat bermanfaat baginya, mengingat ia adalah
seorang pemimpin dalam lingkungan jemaatnya. Memahami Pancasila juga memampukan
ia memahami pendekatan terhadap perbedaan yang ada dalam jemaatnya. Dengan
memahami Pancasila, seorang pemimpin ( pendeta ) dapat memahami nilai-nilai
Pancasila sebagai norma untuk hidup bergaul dengan masyarakat pada umumnya
maupun dengan jemaat pada khususnya. Seorang Pendeta yang telah mendalami
Pancasila tentunya ia juga mengajarkan kepada jemaatnya tentang norma-norma
dalam hidup sehari-hari sebagai seorang jemaat Kristen dan sebagai seorang
warga Negara. Adapun norma-norma yang dapat diajarkan, yaitu sebagai berikut :
·
Norma
Moral, disebut juga dengan norma kesusilaan. Norma kesusilaan berhubungan
dengan manusia sebagai individu karena menyangkut kehidupan pribadi.
·
Norma
Agama, seorang pemimpin ( pendeta ) dapat menunjukkan kepada jemaatnya tentang
norma ini sebagai suatu kewajiban manusia terhadap Tuhan, dirinya sendiri dan
sesamanya.
·
Norma
Hukum, norma ini berasal dari luar diri manusia. Ia berasal dari luar kekuasaan
diri manusia yang memaksakan kepada kita. Negara diberi kuasa untuk memberi
sangsi atau menjatuhkan hukuman dan menentukan aturan.[4]
·
Norma
Kesopanan, norma ini berkaitan dengan kepantasan yang berlaku dalam masyarakat.
Seorang pemimpin ( pendeta ) dapat mengajarkan kepada jemaatnya bahwa kesopanan
disuatu daerah berbeda dengan daerah yang lain, ini sangat bermanfaat sekali
bagi jemaat agar bisa menjalani hidup yang bisa diterima oleh setiap lapisan
masyarakat di manapun mereka berada.
Secara
umum, seorang pemimpin ( pendeta ) pasti menyadari bahwa Jemaat Kristiani yang
ia pimpin tidak hanya hidup sendiri, melainkan berbeda satu dengan yang lain
baik dari segi agama, budaya, suku dan sebagainya. Oleh karena itu, pemahaman
tentang Pancasila sangat bermanfaat bagi seorang pemimpin ( pendeta ) di jemaat,
sebab ia akan dijadikan teladan atau contoh bagi warga jemaatnya.
3.
Demokrasi
Demokrasi
berasal dari kata Yunani yaitu demos dan cratein yang berarti pemerintahan atau kekuasaan. Secara bahasa demos-cratein atau demos-cratos berarti pemerintahan rakyat atau kekuasaan rakyat.[5] Di dalam sistem demokrasi, masyarakat memiliki peran sentral. Ada
kebebasan bagi masyarakat untuk menyalurkan aspirasi dan isi hatinya kepada
pemerintah.
Bagi seorang pemimpin ( pendeta ) adalah suatu keharusan baginya untuk membekali
dirinya dengan pengetahuan-pengetahuan terkait demokrasi ; misalnya teori-teori para ahli tentang demokrasi, sistim demokrasi, bagaimana masyarakat yang demokratis, nilai-nilai
demokratis dan sebagainya.
Pengetahuan
yang
demikian menurut saya sangat penting, agar apa yang
mau diajarkan kepada warga jemaat menjadi jelas dan terarah serta tidak kabur,
karena informasi yang diberikan mengandung kebenaran. Sebagaimana Eka
Dharmaputera mengatakan “ kepemimpinan
itu harus mengacu kepada mandat atau penugasan Allah, Sang Pemimpin
satu-satunya: untuk mengembangkan kemungkinan saling menolong serta
kesepadanan, kesetarafan atau kesetaraan, mandat kepemimpinan yang diberikan
oleh Allah kepada manusia bersumber pada kesegambaran antara manusia dengan
Allah. Kepemimpinan manusia haruslah mencerminkan kepemimpinan Allah.
Kepemimpinan yang menghidupkan dan menghidupi, bukan menindas. Kepemimpinan yang
adil, bukan sewenang-wenang. Kepemimpinan yang kudus, tidak dikotori oleh hawa
nafsu ( kehendak berkuasa )”.[6] Berdasarkan pendapat Eka Dharmaputera di
atas, sangatlah tepat bila sebagai seorang pemimpin ( pendeta ) memancarkan
citra kepemimpinan Allah didalam dirinya, yaitu mengutamakan keadilan,
kesejahteraan, dan pelayanan yang menyeluruh terhadap jemaat yang akan
dipimpinnya.
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya sebagai seorang pemimpin ( pendeta ), adapun program-programnya harus
yang sesuai dengan kebutuhan kebanyakan orang dalam jemaatnya dan telah
disepakati secara bersama. Proses mencapai kesepakatan bersama itu bisa melalui
rapat, musyawarah, dan votting
sehingga tercapailah suatu kesepakatan mengenai program yang akan dilaksanakan.
Jadi, bukan kehendak dari pemimpin itu sendiri melainkan kehendak dari warga
jemaat.
Itulah sebabnya, saya merasa sangat
menarik dan penting dalam mempelajari tentang Hak dan Kewajiban Warga Negara,
Pancasila, dan Demokrasi karena materi ini mempersiapkan saya untuk menjadi
seorang pemimpin ( pendeta ) dimasa yang akan datang.
Sumber Bacaan :
·
Alkitab
·
Makalah
Kelompok 3, 1, dan 5
· Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : PT Bumi Aksara
2007
· Dharmaputera, Eka. Pancasila Identitas dan Modernitas. Jakarta : BPK Gunung Mulia 1987
·
Dharmaputera,
Eka. Kepemimpinan : Perspektif Alkitab
dalam Kepemimpinan Kristiani: Spiritualitas, Etika, dan Teknik-teknik
Kepemimpinan dalam Era Penuh Perubahan. Jakarta : STTJ 2001
Untuk
Memenuhi Tugas
Mata Kuliah:
PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
Dosen Pengampu
:
Tulus
Tu’u S. Th, M.Pd
Oleh :
Regina Elriana Oki
Prigiya
NIM
:
11.
16. 31
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI
GEREJA KALIMANTAN
EVANGELIS
BANJARMASIN,
APRIL 2012
[1] Makalah
kelompok 3, tentang Hak dan Kewajiban Warga Negara
[2]
Makalah Kelompok 1, tentang Pancasila sebagai Dasar Negara dan Ideologi
Nasional, hal 4
[3]
Bdk. Eka Darmaputera, Pancasila Identitas dan Modernitas, hal 6
[4]
Winarno, S.Pd., M.Si. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan, hal 8
[5]
Makalah kelompok 5, Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi, hal 1
[6]
Eka Darmaputera, “Kepemimpinan: Perspektif Alkitab” dalam Kepemimpinan Kristiani: Spiritualitas, Etika,
dan Teknik-teknik Kepemimpinan dalam
Era Penuh Perubahan (Jakarta: STTJ, 2001), hal 1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar